Kamis, 17 Januari 2013

Fenomena Tawuran Antar Pelajar


Fenomena Tawuran Antar Pelajar





Fenomena Tawuran Antar Pelajar yang kian marak akhir-akhir ini sudah bukan sekedar tawuran remaja biasa. Perkelahian beramai-ramai tersebut bukan dengan tangan kosong atau mengandalkan kekuatan, melainkan sudah menggunakan barang-barang atau senjata berbahaya lainnya dan mengarah ke tindakan kriminal karena menelan korban jiwa.

Perkelahian antar pelajar bukan persoalan “darah muda”  lagi. Sejak masa dulu tetap ada perkelahian, namun sekarang terjadi perubahan besar agresivitas atau keinginan kuat pada remaja itu dipengaruhi kelompok yang biasa menjadi pelaku tawuran. Mereka menjadi berani dan agresif setelah berkelompok di tambah lagi dengan membawa barang-barang atau senjata berbahaya.

Mereka yang terlibat tawuran sudah tidak memikirkan apa-apa lagi selain apa yang harus dikerjakan saat perkelahian itu, yaitu mengandalkan ego per individu untuk “menghabisi” lawannya. Bisa jadi persoalan timbul dikarenakan kurangnya ruang publik dan kreasi untuk remaja.

Pengamat pendidikan Utomo Danan Jaya mengungkapkan, kembali maraknya tawuran antar pelajar dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat yang terus menggerus karakter para pelajar. Generasi muda disuguhkan informasi yang lebih banyak mempertontonkan tokoh masyarakat yang berperilaku buruk, jauh dari ekspektasi yang seharusnya menjadi teladan. Seharusnya tokoh masyarakat memberi contoh bagaimana cara sopan santun, menghargai sesama, jujur, dan arif. Tetapi yang dipertunjukkan justru sebaliknya.

Kita semua prihatin, sebagai orang tua, guru maupun masyarakat luas. Kejadian tawuran antar pelajar di Jakarta bukan lagi permasalahan kota, melainkan sudah menjadi isu nasional. Kesemuanya memerlukan pengawasan dan langkah nyata peran dunia pendidikan dan orangtua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar